Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu!
Sudah coba berbagai produk jerawat, tapi bukannya hilang, justru makin banyak? Atau mungkin jerawatmu terasa gatal dan muncul bergerombol di area dahi, punggung, atau dada? Jika iya, bisa jadi itu bukan jerawat biasa, melainkan fungal acne atau Malassezia folliculitis.
Banyak orang keliru mengira fungal acne sebagai jerawat akibat bakteri, padahal penyebabnya berbeda. Kondisi ini sebenarnya adalah Malassezia folliculitis, yaitu peradangan pada folikel rambut akibat pertumbuhan jamur berlebih di kulit.
Kabar buruknya, fungal acne bisa makin parah jika terus dibiarkan, apalagi jika ZALORAns sering berkeringat, menggunakan produk skincare berbasis minyak, atau berada di lingkungan yang lembab. Tapi tenang, kabar baiknya adalah fungal acne bisa diatasi dengan perawatan yang tepat.
Yuk, kenali lebih dalam tentang fungal acne, mulai dari penyebabnya serta cara mengatasinya agar kulit kembali sehat dan bebas dari jerawat membandel berikut ini!
Baca juga : Rekomendasi Sabun Muka Penghilang Jerawat dan Bekasnya
Berbagai Penyebab Fungal Acne Terjadi
1. Lingkungan Lembab
Kelembaban tinggi dan cuaca panas menciptakan kondisi ideal bagi Malassezia untuk berkembang biak. Area tubuh yang sering berkeringat, seperti dahi, punggung, dada, dan bahu, menjadi tempat favorit jamur ini. Keringat yang tidak segera dibersihkan bisa membuat jamur berkembang lebih cepat. Selain itu, mengenakan pakaian ketat dan berbahan sintetis dapat memperparah kondisi ini karena menyebabkan kulit sulit bernapas dan kondisi kulit semakin lembab.
2. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat, seperti antibiotik dan steroid dapat memengaruhi keseimbangan mikroorganisme di kulit. Antibiotik, misalnya, membunuh bakteri baik yang biasanya membantu mengontrol pertumbuhan jamur, sehingga jamur bisa berkembang lebih banyak. Kortikosteroid juga dapat menekan sistem imun yang pada akhirnya membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi jamur, termasuk fungal acne.
3. Lemahnya Sistem Imun
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan mengalami fungal acne. Kondisi seperti diabetes, HIV/AIDS, atau penggunaan obat imunosupresif pasca-transplantasi organ dapat membuat tubuh kesulitan mengontrol pertumbuhan jamur. Stres yang berkepanjangan juga bisa melemahkan sistem imun, sehingga meningkatkan risiko fungal acne.
4. Kulit Berminyak dan Produksi Sebum Berlebih
Malassezia menggunakan minyak alami kulit (sebum) sebagai sumber makanan. Oleh karena itu, seseorang dengan jenis kulit berminyak atau produksi sebum yang berlebih lebih mudah mengalami fungal acne.
Penggunaan produk perawatan kulit yang terlalu berat, seperti pelembab berbahan dasar minyak atau sunscreen yang terlalu occlusive, juga dapat memperburuk kondisi ini. Karena dapat menyumbat pori-pori dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur.
5. Pola Makan yang Mendukung Pertumbuhan Jamur
Apa yang kita konsumsi juga dapat berpengaruh pada keseimbangan mikroflora tubuh, termasuk di kulit. Diet tinggi gula dan karbohidrat sederhana dapat meningkatkan pertumbuhan jamur karena jamur menggunakan gula sebagai sumber energi.
Selain itu, produk olahan susu juga bisa memicu ketidakseimbangan hormon dan produksi minyak berlebih yang dapat memperparah fungal acne. Kurangi konsumsi gula dan makanan olahan. Ganti dengan makanan bernutrisi seperti sayur-sayuran, protein sehat, dan probiotik yang dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota kulit.
Baca juga : Kenali Ciri Jerawat Karena Tidak Cocok Skincare
Cara Mengobati Fungal Acne
Obat-obatan Oral
Pengobatan oral biasanya direkomendasikan jika fungal acne cukup parah atau tidak merespons pengobatan topikal. Obat ini bekerja dari dalam tubuh untuk menekan pertumbuhan jamur secara sistemik.
1. Fluconazole
Merupakan obat antijamur dari golongan azole yang bekerja dengan menghambat enzim yang penting bagi pertumbuhan jamur. Biasanya diberikan dalam dosis 100–200 mg per hari selama beberapa minggu, tergantung tingkat keparahan infeksi. Efektif untuk mengatasi Malassezia yang berkembang di kulit dan bagian tubuh lainnya.
2. Itraconazole
Obat ini juga termasuk dalam golongan azole yang bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol, komponen utama dinding sel jamur. Dosis umum adalah 200 mg per hari selama 1 minggu atau terapi berselang (pulse therapy) seperti 200 mg per hari selama 2 hari dalam seminggu selama beberapa minggu. Lebih efektif dibandingkan fluconazole untuk beberapa kasus fungal acne yang membandel.
3. Ketoconazole (Oral)
Biasanya diresepkan dalam kasus fungal acne yang lebih sulit diatasi. Dosisnya sekitar 200–400 mg per hari selama 1–2 minggu. Perlu diawasi karena bisa berdampak pada fungsi hati jika digunakan dalam jangka panjang.
4. Terbinafine
Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi ergosterol. Tidak selalu menjadi pilihan pertama, tetapi dapat digunakan jika pasien tidak merespons pengobatan azole. Dosisnya bervariasi tergantung tingkat keparahan kondisi.
2. Obat-obatan Topikal
Obat topikal lebih sering digunakan sebagai pengobatan pertama karena lebih aman dan memiliki risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat oral.
a. Krim atau Salep Antijamur
Adapun beberapa krim atau salep yang biasa digunakan adalah Ketoconazole 2% yang biasanya digunakan dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan pada area yang terkena fungal acne.
Ada juga Clotrimazole, krim antijamur yang efektif untuk mengatasi pertumbuhan Malassezia dan Miconazole yang umumnya digunakan untuk infeksi jamur ringan di kulit. Serta, Ciclopirox olamine, krim yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang diperlukan jamur untuk bertahan hidup.
b. Sampo Anti Jamur (Digunakan sebagai Pembersih Wajah dan Tubuh)
Beberapa sampo antijamur yang mengandung zat aktif tertentu dapat digunakan sebagai sabun pembersih untuk wajah dan tubuh. Seperti Ketoconazole 2% (misalnya Nizoral), Selenium sulfide 2.5%, dan Zinc pyrithione yang ditemukan dalam beberapa sampo antiketombe.
c. Sulfur (Belerang) 3–10%
Memiliki sifat antijamur dan antibakteri, serta membantu mengurangi produksi minyak di kulit. Bisa ditemukan dalam bentuk sabun, masker, atau spot treatment. Efektif untuk mencegah kekambuhan fungal acne.
d. Asam Salisilat
Kandungan ini membantu mengangkat sel kulit mati dan mencegah penyumbatan pori-pori yang bisa memperparah fungal acne. Dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat antijamur untuk hasil yang lebih baik.
Rekomendasi Skincare untuk Mengatasi Jerawat
Acnemed Acne Care Gel / Obat Jerawat Wajah
Source: ZALORA
Acnemed Acne Care Gel diformulasikan untuk merawat kulit berjerawat, mampu mengangkat sel-sel kulit mati, dan membantu mengontrol minyak berlebih pada wajah. Produk ini diperkaya dengan bahan pelembab untuk menjaga kulit tetap halus dan lembut. Bersihkan wajah terlebih dahulu lalu oleskan Acnemed Acne Care Gel pada bagian yang berjerawat. Gunakan satu sampai tiga kali sehari.
Baca juga : Cara Menghilangkan Bekas Jerawat yang Menghitam
Nah, itulah penyebab dan pengobatan untuk mengatasi fungal acne yang perlu kamu ketahui. Semoga membantu dalam proses penyembuhan jerawatmu ya! Jika fungal acne terus berulang atau semakin parah meski sudah melakukan perawatan, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan pengobatan yang lebih sesuai.
Mau cari berbagai produk skincare lengkap dengan harga terjangkau? Cek koleksi selengkapnya hanya di ZALORA! Dapatkan promo spesial yang menarik untukmu!

Penulis: Fitrian Nurentama




