Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu
Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan fenomena baru yang menarik dalam dunia sepak bola Indonesia yaitu kiper naturalisasi. Kiper-kiper ini, yang awalnya bermain untuk negara asal mereka, memilih untuk pindah kewarganegaraan dan memperkuat tim nasional Indonesia.
Pilihan ini tentu bukan hal yang mudah. Di balik keputusan itu, ada cerita tentang impian, pengorbanan, dan cinta yang mendalam terhadap sepak bola.
Dalam artikel ini, ZALORA akan membahas kiper-kiper naturalisasi di Indonesia. Kita akan mengenal mereka melalui profil-profil yang menonjol, memahami dampak kehadiran mereka terhadap tim nasional, dan mengeksplorasi berbagai sudut pandang dari para penggemar dan ahli sepak bola. Simak informasi selengkapnya berikut ini!
Baca juga : Profil Lengkap Shin-tae Yong Pelatih Timnas Terbaik
Sejarah Singkat Sepak Bola dan Kiper di Indonesia
Sepak bola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada akhir abad ke-19 oleh bangsa Belanda, yang saat itu menjajah Nusantara.
Olahraga ini segera mendapatkan perhatian luas, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Klub-klub sepak bola mulai bermunculan, baik yang didirikan oleh warga Eropa maupun oleh penduduk pribumi.
Seiring dengan perkembangan zaman, sepak bola semakin melekat di hati masyarakat Indonesia. Kompetisi-kompetisi lokal dan nasional semakin berkembang, dengan Liga Indonesia menjadi ajang bergengsi yang diikuti oleh klub-klub dari seluruh penjuru negeri.
Dalam permainan sepak bola, kiper memiliki peran yang sangat krusial. Mereka adalah benteng terakhir yang melindungi gawang dari serangan lawan. Di Indonesia, posisi kiper sering kali dianggap sebagai posisi yang membutuhkan keahlian khusus, ketangguhan mental, dan refleks yang cepat.
Salah satu kiper legendaris Indonesia adalah Maulwi Saelan, yang dikenal sebagai kiper andalan pada era 1950-an dan 1960-an. Maulwi Saelan tidak hanya dikenal karena keterampilannya dalam menjaga gawang, tetapi juga karena kepemimpinannya yang kuat di lapangan.
Pada era modern, Indonesia juga melahirkan banyak kiper berbakat seperti Hendro Kartiko dan Kurnia Meiga. Hendro Kartiko dikenal dengan ketenangannya di bawah mistar gawang dan pengalaman panjangnya di tim nasional.
Dalam beberapa dekade terakhir, sepak bola Indonesia mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah masuknya kiper naturalisasi ke dalam tim nasional.
Hal tersebut dimulai dengan upaya PSSI untuk meningkatkan kualitas tim nasional melalui proses naturalisasi pemain asing yang memiliki keturunan Indonesia atau telah lama bermain di liga domestik.
Kehadiran kiper naturalisasi membawa dinamika baru dalam tim nasional. Mereka tidak hanya membawa keterampilan dan pengalaman internasional, tetapi juga memacu kiper lokal untuk terus meningkatkan kemampuan mereka.
Lalu, siapa saja para kiper naturalisasi di Indonesia yang cukup fenomenal? Mungkin, ZALORAns sudah tahu siapa saja mereka?
Baca juga : Ranking FIFA Indonesia, Indikator Kemajuan Timnas
Profil Lengkap 3 Bakal Kiper Naturalisasi Timnas Indonesia
Sejatinya, Indonesia belum banyak memiliki kiper yang diambil dari pemain naturalisasi, dan fokus utama lebih banyak pada pemain lokal yang berbakat dalam posisi penjaga gawang. Berikut ZALORA akan membahas lebih dalam siapa saja calon kiper naturalisasi Timnas Indonesia.
1. Daniel Klein
Sumber: SINDONews
Daniel Klein merupakan seorang pemain sepak bola berusia 22 tahun yang lahir di Heidelberg, Jerman. Ia memiliki darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Bali, sementara ayahnya adalah warga negara Jerman.
Karir sepak bola Klein dimulai di akademi Walldorf, sebelum pindah ke Hoffenheim pada Juli 2014. Di sana, ia bermain untuk tim muda dan Hoffenheim II dari 2014 hingga 2021. Pada akhirnya, Klein memutuskan untuk mencari tantangan baru dan bergabung dengan Augsburg.
Pada musim panas 2023, Klein dipinjamkan ke Sandhausen, klub yang bermain di kasta ketiga Liga Jerman. Sejauh musim ini, Klein telah tampil dalam tiga pertandingan bersama Sandhausen, berhasil mencatat dua clean sheet, dan hanya kebobolan satu gol.
Penampilan impresif Klein di level klub membuatnya dipanggil untuk memperkuat tim junior Timnas Jerman, dari U-15 hingga U-19. Hingga saat ini, ia telah bermain dalam 13 pertandingan bersama tim junior Jerman.
Namun, Daniel Klein belum pernah mendapat kesempatan bermain untuk Timnas Jerman. Hal ini membuka peluang bagi PSSI untuk mencoba membujuk Klein agar mau di naturalisasi dan membela Timnas Indonesia.
2. Cyrus Margono
Sumber: Bola
Cyrus Margono lahir di New York, Amerika Serikat. Ayahnya, Johan Margono, adalah orang Indonesia, sementara ibunya, Sepeedeh, berasal dari Iran. Cyrus memiliki saudara kandung bernama Armon.
Ia menimba ilmu dan bermain sepak bola di University of Denver Athletics sebelum akhirnya pindah ke University of Kentucky (UK) Athletics.
Pada pertengahan 2015, Cyrus mendapatkan pengalaman berharga dengan mengikuti program pelatihan di Akademi Inter Milan selama dua pekan.
Saat ini, Cyrus bermain untuk klub Yunani, Panathinaikos, sejak 30 Agustus 2021. Penjaga gawang yang lahir pada 9 November 2001 ini menandatangani kontrak selama tiga tahun dengan klub tersebut. Namun, Cyrus tidak diprioritaskan untuk tim utama, melainkan bermain untuk Panathinaikos B yang berlaga di Super League Greece 2, kasta kedua Liga Yunani.
Cyrus Margono dikabarkan pernah mengurus Surat Keterangan Keimigrasian (SKIM). Namun, perpindahan kewarganegaraan ini bukan atas permintaan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Ada kemungkinan Cyrus ingin menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) atas keinginannya sendiri, agar bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Namun, hingga saat ini, pelatih Tim Garuda, Shin Tae-yong, belum memberikan perhatian khusus kepada kiper muda tersebut.
3. Maarten Paes
Sumber: Bola
Bakal kiper yang terakhir adalah Maarten Paes. Maarten Paes lahir di Nijmegen, Belanda, pada 14 Mei 1998. Ia memulai karier sepak bolanya dengan membela klub asal kampung halamannya, NEC Nijmegen, dari tahun 2016 hingga 2018.
Paes kemudian bergabung dengan FC Utrecht, di mana ia tampil dalam 48 pertandingan di berbagai kompetisi, termasuk Eredivisie. Selain itu, ia juga bermain 18 kali untuk Jong Utrecht, tim muda FC Utrecht. Secara keseluruhan, Paes tampil 66 kali untuk kedua tim tersebut, mencatatkan 12 clean sheet dan kebobolan 117 gol.
Pada awal 2022, Paes dipinjamkan ke FC Dallas untuk durasi setengah musim. Performanya yang memuaskan membuat FC Dallas memutuskan untuk mempermanenkannya pada musim panas 2022 dengan biaya transfer sebesar 1 juta euro, atau sekitar Rp16,8 miliar.
Selama satu setengah tahun bersama FC Dallas, Paes telah tampil dalam 70 pertandingan di berbagai kompetisi, termasuk MLS. Dari penampilannya tersebut, ia berhasil mencatatkan 17 clean sheet dan kebobolan 75 gol.
Maarten Paes resmi menjadi kiper naturalisasi baru Timnas Indonesia. Pesepakbola yang dulunya bermain di Liga Amerika serikat itu, kini menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah menjalani pengambilan sumpah di Jakarta pada Selasa, 30 April 2024 dan secara resmi memegang paspor Indonesia.
Baca juga : Selain Shin Tae yong, Ini Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari 1950
Rekomendasi Sepatu Bola Terbaik
Performa di lapangan akan semakin meningkat jika menggunakan sepatu yang tepat. Tentu saja, ada berbagai macam merek dan jenis sepatu bola yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan budget.
Adapun salah satu merek sepatu bola yang ZALORA rekomendasikan adalah Calci Sepatu Bola Voltrix. Terbuat dari bahan Cal-Knit teknologi dengan fitur motif aliran-aliran bergelombang, memberikan pengalaman kecepatan dan kontrol yang dibutuhkan seorang pemain dengan tipe menyerang.
Buat kamu yang ingin melihat koleksi sepatu bola lainnya bisa langsung mengunjungi ZALORA Indonesia. Tidak hanya merek Calci, tapi juga ada berbagai merek sepatu bola yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan.