Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu!
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Baik secara fisik maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah di tanah suci, ibadah haji melibatkan beberapa rangkaian ibadah.
Sehingga setiap Muslim yang kembali dari tanah suci diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat kepada ajaran Islam.
Apakah ZALORAns berencana melaksanakan ibadah haji? Tahukah kamu rangkaian apa saja yang dilaksanakan pada saat ibadah haji? Sebelum berangkat, sebaiknya ZALORAns pelajari terlebih dahulu beberapa rangkaian ibadah haji yang harus kamu tahu berikut ini. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Baca juga : Bacaan Doa Qunut Subuh Arab, Terjemahan, dan Tata Caranya
Rangkaian Lengkap Ibadah Haji
1. Ihram
Sesuai dengan rukun haji yaitu ihram sebagai rangkaian ibadah haji pertama yang harus dilaksanakan. Ihram dilakukan di miqat sebagai tempat tertentu yang telah ditentukan. Terdapat beberapa miqat yang digunakan yaitu:
- Miqat Dzulhulaifah (Yalamlam) untuk jamaah haji yang berangkat dari Madinah.
- Miqat Juhfah (Bir Ali) untuk jamaah haji yang berangkat dari Damaskus, Amman, dan Mesir.
- Miqat Qarnul Manazil (Yanbu) untuk jamaah haji yang berangkat dari Mesir, Afrika, dan Yaman.
- Miqat Zatu Irqin (Lalu) untuk jamaah haji yang berangkat dari Irak, Iran, dan Turki.
Pakaian ihram adalah busana khusus yang dikenakan oleh jamaah ketika ihram. Bagi pria, pakaian ihram terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit. Dimana, satu lembar diselempangkan di atas bahu, menutupi tubuh bagian atas, dan satu lagi dikenakan seperti sarung, menutupi tubuh bagian bawah.
Sedangkan bagi wanita, pakaian ihram tidak memiliki ketentuan khusus selain harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Serta, tidak boleh memakai pakaian berwarna mencolok atau berhiaskan ornamen berlebihan.
2. Wukuf di Arafah
Source: Pinterest
Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang paling penting dan berlangsung pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jutaan jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah, sebuah tempat yang terletak sekitar 20 kilometer di sebelah timur Mekkah.
Wukuf di Arafah berlangsung dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya matahari. Selama wukuf, jemaah haji berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Momen ini dianggap sebagai waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan mengharapkan rahmat serta ampunan dari Allah.
Rasulullah SAW bersabda bahwa haji adalah Arafah, menegaskan betapa pentingnya wukuf ini dalam rangkaian ibadah haji.
Baca juga : Ayat Seribu Dinar, Bacaan dan Keutamaan untuk Pintu Rezeki
3. Tawaf Ifadah
Source: Pinterest
Tawaf Ifadah merupakan salah satu rukun haji yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji setelah melaksanakan wukuf di Arafah. Tawaf Ifadah yang juga dikenal sebagai Tawaf Ziarah atau Tawaf Rukun dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam arah berlawanan jarum jam. Setiap putaran mengingatkan jamaah akan kebesaran Allah.
Tawaf Ifadah dilakukan pada hari Nahr (10 Dzulhijjah) atau pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dan merupakan syarat sahnya haji. Setelah menyelesaikan Tawaf Ifadah, jamaah melanjutkan dengan Sa’i antara bukit Safa dan Marwah, Dimana, Sa’i menandai penyelesaian dari rukun-rukun haji yang utama.
4. Sa’i
Source: TV One News
Ibadah ini dilakukan dengan cara berlari-lari kecil dan berjalan cepat sebanyak tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah di Masjidil Haram, Mekah. Sa’i mengenang perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim yang berlari mencari air untuk putranya, Ismail di padang pasir yang gersang. Dalam kondisi yang penuh harapan dan keputusasaan, akhirnya air zamzam muncul dari bawah kaki Ismail.
Sa’i dilakukan dengan berjalan cepat pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa di empat putaran berikutnya. Tata cara Sa’i ini diawali dari bukit Shafa menuju bukit Marwah, lalu kembali ke bukit Shafa.
5. Mabit di Muzdalifah
Source: Madaninews
Mabit di Muzdalifah merupakan rangkaian sunnah yang dianjurkan dalam ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah setelah meninggalkan Arafah. Mabit ini berarti bermalam di Muzdalifah, tempat di mana jamaah mengumpulkan batu-batu kecil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina.
Setelah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, para jamaah bergerak menuju Muzdalifah dan tiba di sana setelah matahari terbenam. Di Muzdalifah, mereka menjalankan shalat Maghrib dan Isya secara jamak dan qashar, kemudian bermalam dengan beralaskan langit terbuka.
Suasana di Muzdalifah penuh dengan ketenangan, sehingga ZALORAns bisa menggunakan kesempatan ini untuk merenung dan berdoa.
6. Melontar Jumrah
Source: Akurat
Melontar Jumrah dilaksanakan oleh jamaah haji di Mina. Melontar jumrah ini melambangkan penolakan terhadap godaan setan dan dilakukan dengan melemparkan batu kecil ke tiga tiang yang dikenal sebagai jumrah. Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah masing-masing mewakili tempat di mana setan mencoba menggoda Nabi Ibrahim.
Melontar jumrah dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha dan dilanjutkan pada tiga hari Tasyrik berikutnya. Menurut jumhur ulama, melontar jumrah dimulai setelah matahari tergelincir. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah haji melempar Jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali.
Sedangkan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar Jumrah Wustha dan Jumrah Ula sebanyak tujuh kali bergantian.
Baca juga : Rekomendasi Model Sorban Arab Tampil Beda Saat Lebaran
7. Menetap di Mina
Source: Okezone Haji
Jamaah haji tinggal di Mina pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Kemudian, pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah haji kembali melontar jumrah pada pagi dan sore hari.
8. Tahallul
Source: Hasuna Tour
Saat melaksanakan Tahallul, para jamaah haji diwajibkan untuk mencukur rambut atau memotongnya sedikit sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Tahallul dilakukan setelah melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Setelah melaksanakan Tahallul, jamaah haji sudah diperbolehkan memakai baju biasa. Diperbolehkan juga melakukan hal-hal yang dilarang saat melaksanakan ihram, termasuk memotong rambut.
Rekomendasi Mukena Ternyaman
Source: Zalora
Mukena Travelling Sulam Prayer dari Cotton Bee ini begitu nyaman saat digunakan saat beribadah sehari-hari. Mukena ini terbuat dari bahan organza yang ringan. Dengan desain yang polos dan simple, membuatnya tidak terlihat mencolok.
ZALORAns akan mendapatkan pouch kecil dan sajadah yang mudah dibawa kemana-mana, sehingga kamu bisa beribadah dengan nyaman dimanapun. Kalau ZALORAns mencari mukena putih yang simple, mukena dari Cotton Bee ini sempurna untukmu!
Baca juga : Rekomendasi Mukena Travel Mini Ibadah Lebih Mudah
Itulah beberapa rangkaian yang harus kamu laksanakan ketika menjalankan ibadah haji. Bagaimana sudah jelas bukan?
Mau cari berbagai perlengkapan shalat yang nyaman dengan harga terjangkau? Cek koleksi selengkapnya hanya di ZALORA! Dapatkan promo spesial yang menarik untukmu!
Penulis: Fitrian Nurentama