Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu!
Pernahkah ZALORAns melihat seseorang yang hidupnya tampak begitu mulus? Rezekinya lancar, bisnisnya sukses, semua yang diinginkannya seolah mudah ia dapatkan padahal ia jauh dari ibadah, jarang shalat, bahkan terang-terangan bermaksiat. Lalu muncul pertanyaan dalam hati, “Kenapa orang seperti itu tetap diberi kenikmatan oleh Allah?”
Jawabannya bisa jadi itu merupakan istidraj. Istidraj adalah bentuk ujian dari Allah SWT dalam wujud yang tampak seperti nikmat, tapi sejatinya adalah jalan menuju kehancuran perlahan-lahan. Nikmat yang diberikan terus-menerus pada orang yang durhaka bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan bentuk teguran yang tersembunyi yang bisa membuat seseorang semakin jauh dari Allah tanpa ia sadari.
Lantas, bagaimana sebenarnya apa itu istidraj dalam Islam? Apa tanda-tanda terkena istidraj? Yuk, kita bahas lebih dalam berikut ini!
Baca juga : Tata Cara dan Bacaan Sujud Sahwi Arab dan Latin Lengkap
Apa Itu Istidraj?
Istidraj merupakan bentuk pemberian kenikmatan dari Allah SWT kepada orang-orang yang sebenarnya sedang dimurkai-Nya. Kenikmatan tersebut bisa berupa harta melimpah, kedudukan tinggi, keberhasilan duniawi, atau kehidupan yang tampak sempurna di mata manusia. Namun, semua itu bukanlah tanda cinta atau ridha dari Allah, melainkan jebakan halus agar mereka semakin tenggelam dalam kelalaian dan maksiat.
Orang yang mengalami istidraj sering merasa dirinya baik-baik saja. Ia tidak merasa bersalah meskipun meninggalkan shalat, melakukan kebohongan, atau menzalimi orang lain, karena hidupnya tetap terasa enak dan nyaman. Inilah titik paling berbahaya, ketika hati tidak lagi merasa bersalah, padahal ia sedang jauh dari jalan Allah.
Hingga pada akhirnya, di saat mereka sedang larut dalam dunia dan tidak lagi memiliki kesadaran untuk bertobat, Allah mencabut seluruh kenikmatan tersebut secara tiba-tiba. Ketika itu terjadi, barulah mereka sadar, namun penyesalan yang datang sudah terlambat. Nikmat berubah menjadi azab dan kelalaian berubah menjadi kesengsaraan.
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Qalam ayat 44 sebagai berikut:
فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS. al-Qalam: 44)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, ‘Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj.” (HR. Ahmad)
Baca juga : Bacaan Doa Setelah Sholat Tahajud Arab dan Latin Lengkap
Tanda-Tanda Seseorang Terkena Istidraj
1. Bergelimang Nikmat Dunia, Namun Jauh dari Nilai Keimanan
Source: ZALORA
Orang yang berada dalam keadaan istidraj sering kali diberikan kenikmatan dunia yang melimpah, seperti kekayaan, jabatan, atau popularitas, tetapi hidupnya jauh dari nilai-nilai keimanan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am: 44 sebagai berikut :
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S. Al-An’am: 44).
2. Lalai dan Malas Beribadah
Source: ZALORA
Salah satu ciri dari istidraj adalah hilangnya semangat untuk beribadah. Seseorang merasa nyaman dengan kehidupan dunianya dan tidak merasa butuh untuk mendekat kepada Allah. Menurut Ibnu Katsir, istidraj membuat seseorang tidak diberi taufik untuk melakukan amal baik, meskipun diberi banyak kenikmatan duniawi. Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila engkau melihat Allah Swt. memberikan nikmat kepada seorang hamba yang masih berbuat maksiat, ketahuilah bahwa itu adalah istidraj.” (H.R. Ahmad).
3. Bermaksiat Terus-Menerus Namun Terhindar dari Musibah
Seseorang yang selalu melakukan kemaksiatan, tetapi hidupnya tampak mulus tanpa gangguan, patut waspada. Itu bisa jadi tanda bahwa Allah SWT tengah menangguhkan azab-Nya. Dalam hadist riwayat Ahmad dan Ath-Thabrani disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Jika kamu melihat bahwa Allah Swt. memberikan nikmat kepada seorang yang suka berbuat maksiat, ketahuilah bahwa itu adalah istidraj. Sebab, Allah membiarkan orang itu bergelimang dosa hingga akhirnya Dia mencabut segala kenikmatannya secara tiba-tiba.” (H.R. Ahmad dan Ath-Thabrani).
4. Tidak Mensyukuri Nikmat
Orang yang mengalami istidraj kerap kali tidak menyadari bahwa nikmat yang ia miliki dari Allah SWT, sehingga ia tidak bersyukur. Ia merasa bahwa semua keberhasilannya adalah hasil usahanya semata. Menurut Ibnu Qayyim, saat seseorang merasa cukup dengan dunia tanpa merasa butuh pada Allah, itu bisa menjadi sinyal bahwa nikmat tersebut justru membawa kepada kesesatan. Dalam QS. An-Nahl: 83, Allah SWT berfirman :
“Dan mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir” (Q.S. An-Nahl: 83).
5. Selalu Terjerumus dalam Dosa Tanpa Penyesalan
Mereka yang terkena istidraj terus-menerus melakukan dosa yang sama tanpa pernah merasa bersalah atau berusaha bertobat. Imam Al-Qurtubi menafsirkan bahwa istidraj membuat orang terlena dan semakin jauh dari petunjuk, sampai akhirnya binasa tanpa sempat menyadarinya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf: 182 sebagai berikut :
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, Kami akan menarik mereka sedikit demi sedikit (ke arah kebinasaan), dari arah yang tidak mereka ketahui” (Q.S. Al-A’raf: 182).
6. Nikmat Tidak Membawa Kebahagiaan atau Kebaikan
Kenikmatan yang datang dari istidraj tidak membawa ketenangan atau keberkahan dalam hidup. Meskipun tampak sukses, namun jiwanya gelisah, hidupnya bermasalah, dan tidak ada ketenangan batin. Para ulama pun menjelaskan bahwa ketika nikmat tidak mengarah kepada kebaikan akhirat, maka itu bisa jadi adalah bentuk istidraj. Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Sesungguhnya harta kekayaan yang diberikan kepada seseorang bisa menjadi fitnah (ujian) baginya, jika harta itu membuatnya lalai dari mengingat Allah Swt.” (H.R. Bukhari).
7. Terlalu Sibuk Mengejar Dunia
Ciri lain dari istidraj adalah ketika seseorang terlalu mencintai dunia hingga melupakan akhirat. Fokus hidupnya hanya untuk duniawi, seperti uang, jabatan, dan kenikmatan fisik, tanpa peduli pada bekal untuk akhirat. Menurut tafsir Ibnu Jarir, nikmat dunia yang diberikan kepada orang yang lalai justru akan menjadi penyebab kehancurannya di akhirat. Dalam QS. At-Taubah: 55 diperingatkan bahwa :
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya Allah Swt. menghendaki untuk menyiksa mereka dengan harta benda dan anak-anak itu dalam kehidupan dunia, dan kelak akan melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.” (Q.S. At-Taubah: 55).
Baca juga : Doa Nabi Yunus, Amalan Mustajab Saat Kesulitan
Nah, setelah mengetahui apa itu istidraj dan tanda-tanda seseorang terkena istidraj, kini ZALORAns harus berhati-hati dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Mau cari berbagai perlengkapan shalat yang nyaman dengan harga terjangkau? Cek koleksi selengkapnya hanya di ZALORA! Dapatkan promo spesial yang menarik untukmu!

Penulis: Fitrian Nurentama




