Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu!
Kalau bicara mengenai batik, nama Pekalongan pasti langsung terlintas di benak banyak orang. Kota yang dijuluki sebagai “Kota Batik” ini memang punya daya tarik luar biasa lewat motif-motif batiknya yang penuh warna dan kaya makna. Motif batik Pekalongan terkenal dengan kerumitannya, namun tetap menghadirkan kesan lembut dan dinamis.
Dalam setiap guratan dan warna, tersimpan nilai filosofi, sejarah, dan adaptasi budaya yang menjadikan batik ini tak hanya indah dilihat, tapi juga sarat makna. Nah, kalau ZALORAns penasaran apa saja motif khas dari batik Pekalongan dan cerita di baliknya, yuk lanjut baca artikel ini sampai habis!
Baca juga : Mengenal Ciri Batik Jogja dan Ragam Motifnya
Motif Batik Pekalongan dan Maknanya
Bagi kamu yang penasaran apa saja motif batik khas daerah Pekalongan, berikut ini ada berbagai ragam motif batik Pekalongan yang bisa perlu kamu tahu. Simak yuk apa saja motif beserta makna filosofinya berikut ini!
1. Motif Batik Semen

Source : Pekalongan Media
Motif Semen merupakan salah satu pola klasik yang menjadi ciri khas Batik Pekalongan. Meski sepintas mirip dengan motif semen dari daerah Yogyakarta atau Solo, batik Pekalongan memiliki keunikan tersendiri yaitu dominasi garis-garis dekoratif yang rumit dan indah. Desainnya banyak menampilkan unsur alam seperti tumbuhan, pohon, dan hewan.
Motif ini berasal dari filosofi Ramawijayana yang mencerminkan delapan ajaran kehidupan. Diantaranya yaitu Bayu Brata (melambangkan leluhur dan digambarkan dengan burung), Dhanaba Brata (menggambarkan kesejahteraan melalui simbol bintang), dan Agnibrata (menyimbolkan kekuatan lewat motif api). Ada pula Pasabrata (mencerminkan kemuliaan dan potensi bahaya, digambarkan melalui gambar kapal) dan Sasi Brata (menggambarkan keberuntungan melalui ornamen hewan). Serta, Suryabrata (simbol ketabahan dengan ikon garuda) dan Endar Brata (perlambang pelindung dan pemberi rezeki, digambarkan lewat pohon hayat)
2. Motif Kekayaan Alam Tujuh Rupa
Source: Theprase
Motif ini menggambarkan kekayaan alam Pekalongan. Dikenal sebagai motif 7 rupa, batik ini menggambarkan tujuh unsur alam yang dituangkan ke dalam pola flora dan fauna. Warna-warna cerah seperti biru, merah muda, dan sentuhan gelap berpadu menciptakan visual yang sangat menonjol. Cocok bagi ZALORAns yang menyukai gaya tabrak warna dan ekspresif.
3. Motif Terang Bulan
Source: Infopekalongan
Motif yang satu ini mencerminkan keindahan flora dan fauna Nusantara dalam suasana malam terang bulan. Coraknya menciptakan nuansa romantis dan damai, menggambarkan cahaya rembulan yang bersinar di langit malam. Itulah kenapa dinamakan motif terang bulan. Batik ini fleksibel digunakan, baik untuk kegiatan casual hingga acara formal seperti pernikahan adat.
4. Motif Batik Liong
Source: Pinterest
Motif Liong merupakan hasil pengaruh budaya Tionghoa pada batik Pekalongan. Desainnya banyak menampilkan wujud naga dan ular yang dalam budaya Tionghoa melambangkan kekuatan, keberanian, dan perlindungan. Batik ini menggambarkan perlawanan dan kekuatan yang cukup kuat pada si pemakainya.
5. Motif Batik Sawat

Source : Pekalongan Media
Kata “sawat” dalam bahasa Jawa berarti melempar. Konon, orang Jawa memiliki senjata seperti Batara Indra yang dikenal sebagai petir, kilat atau gledek yang digunakan dengan cara dilemparkan sebagai bentuk perlindungan. Bentuknya seperti hewan ular yang memiliki taring atau gigi yang tajam. Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap kekuatan para leluhur dan dewa memiliki peran dalam mengendalikan alam semesta.
6. Motif Batik Buketan
Source: Researchgate
Motif ini hadir karena pengaruh budaya Eropa, yaitu Belanda. Terinspirasi dari desain rangkaian bunga ala Eropa, batik buketan diciptakan oleh Cristina Van Zuylen, seorang keturunan Belanda yang menetap di Pekalongan. Polanya menampilkan bouquet bunga dengan warna-warna cerah nan manis. Kini, motif ini tidak hanya ditemukan di Pekalongan, tapi juga menyebar ke daerah lain seperti Bali.
7. Motif Batik Jlamprang
Source: Batik Prabuseno
Batik Jlamprang dikenal dengan pola geometris dan warna yang kompleks (lebih dari dua warna). Motif ini memiliki nilai spiritual yang tinggi, karena erat kaitannya dengan ajaran Buddha dan Hindu. Oleh karena itu, batik ini sering dipakai dalam upacara-upacara kepercayaan di wilayah Pekalongan. Filosofinya adalah menghubungkan dunia manusia dengan dunia dewa.
8. Motif Jawa Hokokai
Source: Wikipedia
Motif Hokokai muncul di masa penjajahan Jepang dan dipengaruhi oleh budaya Jepang. Kata “Hokokai” berasal dari organisasi masyarakat Jepang pada masa itu. Batik ini ditandai dengan desain rumit dan ornamen padat seperti bunga dan kupu-kupu, menyesuaikan selera estetika orang Jepang yang sering mengenakan kimono bermotif serupa. Warnanya cerah dan penuh seni, menciptakan kesan mewah dan elegan.
9. Motif Batik Encim
Source: Merdeka
Batik Encim merupakan cerminan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa. Nama “encim” berasal dari sebutan “cici” dalam bahasa Tionghoa yang berarti kakak perempuan. Karena adanya interaksi antar pribumi Jawa, sehingga kata “cici” disebut “encim”. Motif ini biasanya dipakai perempuan Tionghoa sebagai bawahan kebaya, berupa kain sarung bercorak bunga-bunga cerah. Kini, batik encim tidak hanya digunakan dalam bentuk pakaian sarung, tapi juga banyak diadaptasi ke dalam fashion modern dan dekorasi interior.
Baca juga : Ketahui Jenis Motif Batik Betawi dan Rekomendasinya
Ciri Khas Motif dan Corak Batik Pekalongan
1. Warna-Warna Cerah
Source: ZALORA
Salah satu elemen paling mencolok dari Batik Pekalongan adalah pilihan warnanya yang cenderung terang dan mencolok. Kain-kain batik ini kerap dihiasi dengan warna-warna seperti merah muda, salem, biru, hijau, kuning, hingga jingga. Warna-warna tersebut juga sangat cocok dikenakan oleh masyarakat Indonesia yang umumnya memiliki warna kulit sawo matang, karena mampu memberikan kesan lebih cerah pada penampilan.
2. Motif Flora dan Fauna
Batik Pekalongan juga dikenal dengan kekayaan motif yang menggambarkan keindahan alam, terutama tumbuhan dan hewan. Terinspirasi dari kekayaan flora dan fauna Indonesia, setiap pola yang tergambar pada kain mengandung filosofi tertentu. Seiring waktu, pengaruh budaya luar juga turut mewarnai motif-motif batik ini.
Pada masa penjajahan Jepang, misalnya, banyak batik yang mengambil inspirasi dari kimono. Sementara di era 1960-an, mulai muncul motif yang menggambarkan peristiwa alam seperti tsunami. Keunikan Batik Pekalongan terletak pada kemampuannya menyerap beragam budaya asing, seperti India, Tiongkok, Belanda, hingga Arab.
3. Corak Penuh Detail dengan Garis-Garis Tegas
Dari segi pola, Batik Pekalongan memiliki detail garis-garis yang rapi dan tegas, membentuk detail seperti bunga kecil dan dedaunan yang memberikan kesan hidup dan natural. Pola yang terlihat ramai justru menjadi daya tarik tersendiri karena menciptakan kesan visual yang artistik, harmonis, dan elegan dalam balutan budaya.
4. Adaptasi Unsur Modern dalam Sentuhan Tradisional
Meskipun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, Batik Pekalongan terus berinovasi dengan memasukkan elemen-elemen modern dalam desainnya. Hal ini terlihat dari munculnya motif-motif kontemporer yang menggabungkan pola abstrak, geometris, hingga floral dengan pendekatan yang lebih kekinian.
Baca juga : Rekomendasi Baju dengan Motif Batik Mega Mendung
Itulah beragam motif batik Pekalongan yang perlu kamu lestarikan. Semoga ulasan di atas membantu kamu semakin memahami budaya Indonesia ya!
Mau cari berbagai kebaya dan baju batik cantik yang berkualitas dengan harga terjangkau? Cek koleksi selengkapnya hanya di ZALORA! Dapatkan promo spesial yang menarik untukmu!

Penulis: Fitrian Nurentama




